Friday, December 27, 2013

SEGMENTASI PASAR

1.     MELISA RIZKI                          (14211422)
2.     PRATIWI OKTAVIANTY          (15211564)
3.     PREMITA LISAWATI                (15211571)
4.     YAYUK LESTARI                      (17211500)
5.     AJENG ASTIKA                        (1A212008)
SEGMENTASI PASAR
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar juga dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di pasar.
Segmentasi pasar merupakan langkah pertama dalam strategi pemasaran tiga tahap. Strategi pemasaran tiga tahap yaitu :
1.     Tahap pertama : Market Segmentation
Adalah membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang homogen.
2.     Tahap kedua : Target Market and Marketing Mix Selection
Adalah memilih satu segmen atau lebih untuk dijadikan target. Pemasar harus mengambil keputusan atas dasar bauran pemasaran yang khusus yaitu produk, harga, saluran, dan atau daya tarik promosi khusus untuk setiap segmen yang berbeda.
3.     Tahap ketiga : Product / Brand Positioning
Adalah menentukan posisi produk sehingga dirasakan oleh para konsumen di setiap segmen yang dibidik sebagai produk yang memberikan kepuasan lebih baik daripada berbagai penawaran bersaing lainnya.
Dasar Segmentasi Pasar
Dalam menyusun strategi segmentasi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih dasar yang paling tepat untuk membagi pasar. Sembilan kategori utama karakteristik konsumen yang menjadi dasar untuk melakukan segmentasi adalah :
1.   Segmentasi Geografis
Pada segmentasi geografis, pasar dibagi menurut tempat. Teori dalam strategi ini adalah bahwa orang yang tinggal di daerah yang sama memiliki kebutuhan dan keinginan yang serupa, dan bahwa kebutuhan dan keinginan ini berbeda dari kebutuhan dan keinginan orang-orang yang tinggal di daerah-daerah lain.
Sebagai contoh, penjualan produk makanan tertentu dan atau bermacam-macam makanan lebih baik di satu daerah daripada di berbagai daerah lain. Misalnya, nasi gudeg penjualan paling baik di Yogyakarta, sate ayam penjualan paling baik di Madura, buah apel penjualan paling baik di Malang, dll.
Segmentasi geografis merupakan strategi yang berguna bagi banyak pelaku pemasaran. Menemukan berbagai perbedaan berdasarkan geografis relative mudah untuk berbagai produk. Di samping itu, segmen-segmen geografis dapat dicapai dengan mudah melalui media lokal, yang mencakup surat kabar, TV, radio, dan majalah.
2.   Segmentasi Demografis
Karakteristik demografis yang paling sering digunakan sebagai dasar untuk segmentasi pasar antara lain :
§  Usia
§  Gender (Jenis kelamin)
§  Status perkawinan
§  Pendapatan, pendidikan, pekerjaan dsb
Demografis membantu menemukan pasar target atau sasaran. Informasi demografis merupakan cara yang paling efektif dari segi biaya dan paling mudah diperoleh untuk mengenali target. Data-data demografis lebih mudah diukur daripada berbagai variable segmentasi lain. Berbagai variable demografis mengungkapkan kecenderungan yang memberikan isyarat berbagai peluang bisnis, seperti pergeseran usia, jenis kelamin, dan distribusi penghasilan.
3.   Segmentasi Psikologis
Karakteristik psikologis merujuk ke sifat-sifat diri atau hakiki konsumen perorangan. Strategi segmentasi konsumen sering didasarkan pada berbagai variable psikologis khusus. Misalnya, para konsumen dapat dibagi menurut motivasi, kepribadian, persepsi, pengetahuan dan sikap.
4.   Segmentasi Psikografis
Bentuk riset konsumen terapan ini biasa disebut analisis gaya hidup. Profil psikografis salah satu segmen konsumen dapat dianggap sebagai gabungan berbagai kegiatan (activities), minat (interests) dan pendapat (opinions) (AIO) konsumen dapat diukur. Dalam bentuk yang paling umum, studi psikografis AIO menggunakan serangkaian pernyataan (daftar pernyataan psikografis) yang dirancang untuk mengenali berbagai aspek yang relevan mengenai kepribadian, motif membeli, minat, sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai konsumen.
5.   Segmentasi Sosial Budaya
Berbagai variable sosiologis (kelompok) dan antropologis (budaya) yaitu variable sosial budaya menjadi dasar-dasar lebih lanjut bagi segmentasi pasar. Sebagai contoh, berbagai pasar konsumen telah berhasil dibagi lagi menjadi berbagai segmen berdasarkan tahap dalam siklus kehidupan keluarga, kelas sosial, nilai-nilai budaya inti, keanggotaan subbudaya dan keanggotaan lintas budaya.
6.   Segmentasi Terkait Pemakaian
Bentuk segmentasi ini sangat popular dan efektif dalam menggolongkan konsumen menurut karakteristik produk, jasa, atau pemakaian merek, seperti tingkat pemakaian, tingkat kesadaran, dan tingkat kesetiaan terhadap merek. Segmentasi tingkat pemakaian membedakan antara pemakai berat, pemakai menengah, pemakai ringan dan bukan pemakai produk, jasa atau merek khusus.
7.   Segmentasi Situasi Pemakaian
Para pemasar memfokuskan pada situasi pemakaian sebagai variable segmentasi disebabkan oleh kesempatan atau situasi sering menentukan apa yang akan dibeli atau dikonsumsi para konsumen.
8.   Segmentasi Manfaat
Berubahnya gaya hidup memainkan peran utama dalam menentukan manfaat produk yang penting bagi konsumen, dan memberikan peluang bagi pemasar untuk memperkenalkan produk dan jasa baru. Segmentasi manfaat dapat digunakan untuk mengatur posisi berbagai merek ke dalam golongan produk yang sama.
9.   Segmentasi Gabungan
Tiga pendekatan segmentasi gabungan (hybrid segmentation approach) adalah :
a.     Profil Psikografis-Demografis
Profil psikografis dan demografis merupakan pendekatan yang saling melengkapi yang akan memberikan hasil maksimal jika digunakan bersama.
b.     Segmentasi Geodemografis
Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapat bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup, dan kebiasaan konsumsi yang sama.
c.      VALS 2

VALS (Value, Attitude, and Lifestyle/ Nilai, Sikap dan Gaya Hidup) merupakan sebuah metode segmentasi pasar yang bersifat psychographic. Diciptakan pada tahun 1970 untuk menerangkan dan memprediksi nilai dan gaya hidup serta konsumsi masyarakat Amerika Serikat. Terdapat dua inventarisasi yang dikembangkan yaitu, VALS 1, yang didasarkan pada teori motivasi Maslow dan pengembangan psikologi, sedangkan VALS 2 dikembangkan untuk mengukur pola pembelian konsumen. Hasil inventarisasi pikografik dengan VALS 1 ini mendapatkan sejumlah kritik, yang kemudian SRI diperbaharui melalui VALS 2. Tujuan dari VALS 2 adalah untuk mengidentifikasi hubungan yang spesifik antar sikap konsumen ddan perilaku pembelian. Survey yang dilakukan di Amerika untuk pasar konsumen dengan VALS 2 dikelompokan dan dideskripsikan sebagai berikut :
·         Actualizers
Kelompok ini mempunyai sumber daya yang berlebih dengan berfokus pada prinsip dan tindakan. Aktif, bertanggungjawab dalam mengekspresikan selera, berkarakter dan mandiri.
·         Fulfilleds
Mempunyai sumber daya berlimpah dengan berfokus pada prinsip.Dewasa, bertanggungjawab, berpengetahuan luas yang praktis.
·         Believers
Mempunyai sumber daya yang lemah dan berfokus pada prinsip. Bersifat tradisional dan materialistik, gaya hidupnya mudah ditebak yang terikat pada keluarga dan gereja.
·         Ahievers
Kelompok ini mempunyai sumber daya berlebihan dan berfokus pada status. Individu yang berorientasi terhadap karir ini sangat sukses, termasuk kurang berani mengambil risiko.
·         Strivers
Kelompok ini memiliki sumber daya yang lemah dan berfokus pada status. Cenderung impulsif dan mengikuti zaman.
·         Experiencers
Kelompok ini mempunyai sumber daya yang berlebihan dan berfokus pada tindakan. Masih muda dan antusias, menyukai olahraga serta berani mengambil risiko.
·         Makers
Memiliki sumber daya yang lemah dan berfokus pada tindakan praktis. Konservatif, berfokus pada keluarga, yang bekerja dengan tangannya.
·         Strugglers
Kelompok ini umumnya miskin, berpendidikan rendah, hanya memiliki sedikit sumber daya dan harus berfokus pada hidup untuk sesaat. Sistem VALS secara lebih tegas memfokuskan pada usaha menjelaskan perilaku membeli konsumen.
 
Tabel 1. Contoh-Contoh Kelompok Dari Segmentasai Pasar
SEGMENTASI PASAR
VARIABLE SEGMENTASI
SEGMENTASI GEOGRAFIS
Wilayah
Jawa, Sumatra, Kalimantan
Ukuran Kota
Daerah metropolitan, kota, desa
Kepadatan Wilayah
Perkotaan, pinggiran kota, pedesaan
Iklim
Panas, Hujan, Lembab
SEGMENTASI DEMOGRAFIS
Umur
Dibawah 11, 12-17, 18-34, 35-49, 50-64, 65-74, 75-99, 100+
Jenis Kelamin
Laki-laki, Perempuan
Status
Belum menikah, sudah menikah, bercerai, tinggal bersama, janda
Pendidikan
Pelajar, lulusan SMA, mahasiswa, lulusan perguruan tinggi, pascasarjana
Pekerjaan
Professional, pekerja kasar, pegawai kantoran, petani, anggota militer
SEGMENTASI PSIKOLOGIS
Kebutuhan
Tempat berlindung, keselamatan, keamanan, rasa kasih sayang, harga diri
Kepribadian
Ekstrovert, intovert, agresif, pencari hal baru, kurang peka
Persepsi
Beresiko rendah, beresiko sedang, beresiko tinggi
Pembelajaran
Keterlibatan tinggi, keterlibatan rendah
Sikap/Perilaku
Baik (positif) , buruk (negatif)
SEGMENTASI PSIKOGRAFIS
Lifesyle
Economic minded, outdoors
SEGMENTASI SOSIAL BUDAYA
Kebudayaan
American, Chinese
Agama
Katolik, Protestan, Islam, Hindu, Budha
Etnik
Jawa, Sunda
Kelas Sosial
Bawah, menengah keatas, atas
Siklus Kehidupan Keluarga
Bujangan, menikah

Sunday, December 1, 2013

PRINSIP, TUJUAN, DAN FUNGSI KOPERASI

PRINSIP, TUJUAN, DAN FUNGSI KOPERASI
EKONOMI KOPERASI

KELAS           : 2EA14
DIsusun oleh   :
                                                        1. Ajeng Astika        (1A212008) 
                                                        2. Ghitha Putri R       (13212139) 
                                                        3. Ratri Syabandini    (16212048) 
                                                        4. Rosiana Salam       (16212695) 
                                                        5. Syinta Septiani       (18212090) 
                                                        6. Theresia                (17212352) 
                                                        7. Yusniar Putri K.P   (17212985)


UNIVERSITAS GUNADARMA
Jl. Akses Kelapa Dua, Cimanggis 16951, Telp (021) 8710561, 8727541 EXT 106





BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Makalah ini disusun disusun guna memenuhi tugas dari dosen Ekonomi Koperasi. Makalah ini disusun berdasarkan tugas kelompok, dan kelompok kami mendapat materi mengenai prinsip, tujuan, dan fungsi koperasi.
Rumusan Masalah
1.                              Apa prinsip-prinsip koperasi?
2.                              Apa tujuan koperasi?
3.                              Apa fungsi dari koperasi?
Tujuan
  1. Memenuhi tugas dosen Ekonomi koperasi
  2. Menambah referensi mengenai prinsip, tujuan, dan fungsi koperasi.
  3. Menambah pengetahuan tentang koperasi 



 
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KOPERASI
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama.Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
2.2 PRINSIP KOPERASI
1. MenurutWikipedia :Prinsipkoperasi adalah suatu sistem ide-ide abstrak yang merupakan petunjuk untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan lama.Prinsip koperasi terbaru yang dikembangkan International Cooperative Alliance (Federasikoperasi non-pemerintahinternasional) adalah
           Keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela
           Pengelolaan yang demokratis,
           Partisipasi anggota dalam ekonomi,
           Kebebasan dan otonomi,
           Pengembangan pendidikan, pelatihan, daninformasi.
2. Prinsip koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah:
           Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka
           Pengelolaan dilakukansecarademokrasi
           Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota
           Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
           Kemandirian
           Pendidikan perkoperasian
           Kerjasama antar koperasi
3. Prinsip menurut Munkner :
           Keanggotaan bersifat sukarela
           Keanggotaan terbuka
           Pengembang ananggota
           Identitas sebagai pemilik dan pelanggan
           Manajemen dan pengawasan dilaksanakan secara demokratis
           Koperasi sebagai kumpulan orang-orang
           Modal yang berkaitan dengan aspek sosial tidak dibagi
           Efisiensi ekonomi dari perusahaan koperasi
           Perkumpulan dengan sukarela
           Kebebasan dalam pengambilan keputusan dan penetapan tujuan
           Pendistribusian yang adil dan merata akan hasil – hasil ekonomi
           Pendidikan anggota
4. Prinsip Koperasi menurut Rochdale :
           Pengawasan secara demokratis
           Keanggotaan yang terbuka
           Bunga atas modal dibatasi
           Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota sebanding dengan jasa masing – masing anggota
           Penjualan sepenuhnya dengan tunai
           Barang-barang yang dijual harus asli dan tidak yang dipalsukan
           Menyelenggarakan pendidikan kepada anggota dengan prinsip – prinsip anggota
           Netral terhadap politik dan agama
5. Prinsip koperasi menurut Raiffeisen :
           Swadaya
           Daerah kerja terbatas
           SHU untuk cadangan
           Tanggung jawaba nggota tidak terbatas
           Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan
           Usaha hanya kepada anggota
           Keanggotaan atas dasar watak, buka nuang
6. Prinsip Koperasi menurut Herman Schulze :
           Swadaya
           Daerah kerja tak terbatas
           SHU untuk cadangan dan untuk dibagikan kepada anggota
           Tanggung jawab anggo tak terbatas
           Pengurus bekerja dengan mendapat imbalan
           Usaha tidak terbatas tidak hanya untuk anggota
7. Prinsip menurut ICA :
           Keanggotaan koperasi secara terbuka tanpa adanya pembatasan yang dibuat-buat
           Kepemimpinan yang demokratis atas dasar satu orang satu  suara
           Modal menerima bunga yang terbatas (bila ada)
           SHU dibagi 3 : cadangan, masyarakat, keanggota sesuai dengan jasa masing-masing
           Semua koperasi harus melaksanaka npendidikan secara terus menerus
           Gerakan koperasi harus melaksanakan kerjasama yang erat, baik ditingkat regional, nasional maupun internasional
8. Prinsip / Sendi Koperasi Menurut UU NO. 12/1967 :
           Sifat keanggotaan sukarela dan terbuka untuk setiap warganegara Indonesia
           Rapa tanggota merupaka nkekuasaan tertinggi sebagai pemimpin demokrasi dalam koperasi
           Pembagian SHU diatur menurut jasa masing – masing anggota
           Adanya pembatasan bunga atas modal
           Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya
           Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka
           Swadaya, swakarta dan swasembada sebagai pencerminan prinsip dasar percaya pada diri sendiri
9. Prinsip Koperasi UU NO. 25 / 1992 :
           Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
           Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
           Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota
           Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
           Kemandirian
           Pendidikan perkoperasian
           Kerjasama antar koperasi
2.3  TUJUAN KOPERASI
Menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 Pasal 3 koperasi bertujuanmemajukan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasiladan UUD 1945.
Menurut UU no 25/1992 pasal 4, Koperasi bertujuan :
·                     Membangun dan Mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
·                     Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai kopegurunya.
·                     Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
·                     Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional  yang merupakan usaha bersama berdasarkan asas kekluargaan dan demokrasi ekonomi.
Sedangkan Menurut Moch. Hatta,tujuan koperasi bukanlah mencari laba yang sebesar-besarnya, melainkan melayani kebutuhan bersama dan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil

2.4 FUNGSI DAN PERAN KOPERASI

Fungsi koperasi tertuang dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, yaitu:
·         Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
·         Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
·         Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai gurunya.
·         Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Fungsi Koperasi sendiri adalah sebagai berikut:
·         Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian indonesia
·         Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi Indonesia
·         Untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara indonesi
·       Memperkokoh perekonomian rakyat indonesia dengan jalan pembinaan koperasi




BAB 3
KESIMPULAN

            Koperasi sebenarnya memiliki peluang seiring dengan krisis yang terjadi di indonesia dan asia pada umumnya. Kegagalan industri besar untuk menghasilkan pembangunan yang berkelanjut, memberikan peluang bagi koperasi untuk menyatakan dirinya sebagai fundamental / pendorong perekonomian . untuk menggapai peluang itu dan menempatkan koperasi sebagai soko guru diperlukan perubahan radikal ( merubah diri akar masalah ) dan komperatif.yang harus di benahi segera.




BAB 4
DAFTAR PUSTAKA

1.         http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2167107-pengertian-koperasi/
4.         E-book Univ. Gunadarma
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Copyright © Ajeng Astika . Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver